"Kemungkinan ada amblesan. Ada ruangan di dalam tanah sehingga terjadi resonansi saat ambles," tutur pakar gempa Danny Hilman Natawidjaja saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu (19/2/2014).
Menurut Danny, gempa di Gunung Merbabu itu boleh saja tercatat berkekuatan kecil. Namun efeknya bisa dilihat. Sejumlah rumah warga rusak dibuatnya. "Walaupun kekuatannya kecil, tapi efeknya besar karena mungkin ada amblesan tanah," ujar dia.
Dia menambahkan, jika getaran yang terjadi itu benar-benar gempa tektonik, maka patahannya diprediksi tidak besar. Diperkirakan, gempa tektonik itu hanya terjadi di patahan yang kecil saja.
"Menurut saya tidak ada patahan besar di sana. Patahan-patahan kecil ada di berbagai tempat, tidak perlu dikaitkan dengan gempa lebih besar," kata Danny.
Namun, lanjut dia, data-data gempa di Gunung Merbabu itu semuanya masih samar. Termasuk kekuatan gempa yang dinyatakan sebesar 2,7 skala Richter. Perlu penelitian lebih mendalam untuk mengetahui apakah getaran itu merupakan gempa tektonik atau vulkanik.
"Yang jelas datanya itu samar-samar, termasuk kekuatannya itu kalau dibilang 2,7 skala Richter, ternyata ada kerusakan. Datanya sedikit, seismometer di sana terpasang terbatas. Secara ilmiah orang susah mau bilang apakah gempa terkait proses gunug api atau tektonik. saya senditi tak bisa tentukan," papar dia.
Danny mengatakan suara dentuman memang tidak lazim terdengar saat terjadi gempa tektonik. Namun dentuman itu bisa saja terdengar jika ada amblesan, yang berarti ada ruang di dalam tanah.
"Suara dentuman tak lazim dalam gempa tektonik. Namun kalau di dalam tanah ada rongga, maka terjadi resonansi. Atau kemungkinan lain gempa itu berkaitan dengan aktivitas vulkanik," ucap Danny.
Dentuman misterius itu terjadi pada Senin 17 Februari kemarin, sekitar pukul 06.00 WIB pagi hari. Menurut warga, gempa yang terjadi cukup kuat hingga genting rumah warga jatuh dan tembok rumah rusak. Selain itu ada warga yang melihat cahaya seperti kilat di Gunung Merbabu.
Menurut Kepala BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana, hasil monitoring Gunung Merbabu masih aman. Sedangkan suara dentuman diduga bukan berkaitan dengan getaran, hanya saja berbunyi bersamaan.
Sementara menurut Kepala Pusat Badan Geologi Surono, fenomena tersebut merupakan gempa tektonik biasa. Gempa itu merupakan akibat meletusnya Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur. (Oleh: Eko Huda Setyawan)
Share this article to your friends :
0 comments:
Post a Comment