Seperti yang dilansir Daily Mail, Jumat (21/2/2014), para peneliti dari Maine, Amerika Serikat, melakukan penelitian dengan cara membandingkan ciri-ciri kepribadian tiap individu yang ingin meningkatkan kebahagiaan. Penelitian ini dilakukan kepada lebih dari 16.000 partisipan dalam periode 4 tahun.
Dalam penelitiannya, peneliti mencari aspek-aspek kepribadian seperti apa yang berhubungan dengan kebahagiaan. Dan hasilnya, ia menemukan bahwa orang yang extrovert dan stabil emosinya dipercaya adalah orang yang akan mendapat banyak kebahagiaan.
Orang yang pada awalnya dikategorikan sebagai ekstrovert merasa dengan banyaknya teman yang dimilikinya, hal itu dipercaya dapat menambah kebahagiaan. Namun hasil penelitian menunjukkan, seiring dengan bertambahnya kebahagiaan, hal itu malah membuat orang tersebut menjadi introvert dan penyendiri.
Menurut Professor Soto, salah satu peneliti yang berasal dari Colby College, Maine mengungkapkan, hasil tersebut disebabkan karena orang yang merasa telah memiliki banyak teman, merasa tidak perlu lagi untuk mencari teman-teman baru. Dan secara tidak langsung hal itu disebut akan mengubah kepribadiannya. Orang yang pada awalnya dikategorikan sebagai orang yang ekstrovert akan berubah menjadi introvert.
Maka menurut Professor Soto, tidak heran apabila orang ekstrovert dapat berubah menjadi introvert dikarenakan perubahan kepribadian yang telah membuatnya merasa tidak perlu mencari teman baru lagi.
"Karena bahkan perubahan kecil yang terjadi terhadap kepribadian tiap individu dapat berdampak besar bagi hidupnya," ujar Professor Soto.(mer/vit)
Share this article to your friends :
0 comments:
Post a Comment