Thursday, February 13, 2014

Dr. Olbrycht: UE Lihat Indonesia Model Keberagaman

Masyarakat Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, agama, budaya dan bahasa dengan segala keberagaman dan perbedaannya yang sangat kompleks ternyata dapat hidup dalam harmoni.

Demikian benang merah sambutan anggota Parlemen Eropa dan Wakil Presiden dari Kelompok Politik terbesar di Parlemen Eropa yaitu European Peoples Party (EPP) Dr. Jan Olbrycht, MEP saat membuka pameran foto Portrait of Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity)" di Parlemen Eropa, Brussel (11/2/2014).

Masyarakat Uni Eropa seyogyanya melihat Indonesia sebagai model bagi Uni Eropa dalam mengelola keberagaman," ujar Dr. Olbrycht di hadapan lebih dari 200 tamu.


Dr. Olbrycht

Mereka antara lain para anggota Parlemen Eropa dari EPP, anggota Parlemen Eropa dari Sosial Demokrat (terbesar kedua setelah EPP), perwakilan LSM, think-tank, media, dan berbagai institusi Uni Eropa dan korps diplomatik.

"Sebagai kelompok politik terbesar di Parlemen Eropa, EPP akan terus bekerjasama dengan Indonesia dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi, dan rasa saling menghargai dan memahami antar masyarakat Indonesia dan Uni Eropa," tandas Dr. Olbrycht.

Sementara itu Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno menyampaikan bahwa pameran ini baru pertama kali diadakan di Parlemen Eropa.

"Diharapkan pameran ini dapat membuka mata masyarakat UE mengenai kompleksitas kehidupan umat beragama di Indonesia, serta kekuatan yang dimiliki Indonesia dalam membangun kehidupan umat beragama yang toleran dan harmonis," papar Dubes.

Lebih lanjut Dubes mengatakan bahwa Indonesia tidak akan pernah menutupi adanya masalah yang terjadi akhir-akhir ini, di tengah kehidupan demokratisasi di Indonesia.

"Namun dengan nilai-nilai toleransi masyarakat Indonesia yang telah tertanam dalam jatidiri masyarakat Indonesia, Indonesia yakin dan percaya bahwa masalah yang dihadapi tidak akan menyeret Indonesia kedalam kehidupan yang tidak demokratis," pungkas Dubes.

Sebanyak 31 foto karya fotografer Perancis Thierry Monasse dan fotografer Polandia Stanislaw Roman Konopka sebagaimana keterangan pers KBRI Brussel akan dipamerkan di Parlemen Eropa selama 5 hari (10-14 Februari 2014).

Foto-foto tersebut menceritakan keberagaman budaya dan agama di Indonesia serta kehidupan antar umat beragama di Indonesia yang diambil saat kunjungan kedua fotografer tersebut ke Yogyakarta, dan beberapa kota di Jawa Tengah, Bali, NTB, NTT dan Sulawesi Utara pada November 2013 lalu.

Sebagai fotografer yang cukup dikenal di Brussel karena hasil karyanya sering digunakan oleh berbagai institusi di Uni Eropa dan media cetak terkenal di Perancis dan Belgia, Thierry mengatakan bahwa kunjungannya ke Indonesia sangat mempengaruhi dirinya dalam melihat bagaimana seharusnya interaksi kehidupan antar umat beragama.

Bahkan dalam lawatannya ke Yordania dan Tunisia, Thierry mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang patut dicontoh oleh Tunisia dan Yordania, dalam interaksinya dengan komunitas di negaranya.

Selama pameran berlangsung, para pengunjung mengagumi berbagai foto unik antara lain Mesjid Sunan Kudus yang dibangun oleh Sunan Kudus dengan arsitektur Hindu di kota Kudus, Jawa Tengah.

Juga suasana mengajar di Pesantren Walisanga di kota Ende, di mana para murid pesantren tengah mendengarkan arahan guru mereka yang seorang Pendeta Katholik.

Kemudian patung Yesus Kristus yang diilustrasikan sebagai Raja dengan menggunakan pakaian adat Jawa di Gereja Jawa Katolik Ganjuran di Yogyakarta, serta bangunan peribadatan Sinagog bagi umat Yahudi di Sulawesi Utara.

Foto-foto tersebut menurut rencana akan terus dipamerkan selama tahun 2014 bekerjasama dengan berbagai institusi di Belgia dan Uni Eropa yang berkedudukan di Brussel.

Pameran berikutnya direncanakan akan digelar di Brussels Press Club pada 24-28 Februari 2014 bekerjasama dengan European Network Against Racism (ENAR), sebuah LSM yang berupaya melawan diskriminasi dan rasisme di Eropa, khususnya yang menimpa masyarakat Muslim, Yahudi, Roma (Gypsi), Afrika, dan imigran lainnya di Eropa.(Oleh : Eddi Santosa
)

OLD NEWSPAPER
Share this article to your friends :

0 comments:

Post a Comment

Follow me on Blogarama